Nama: Bunga sarah permata sari
Kelas: 2DB13
Npm: 31111558
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkanke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan bertemakan “Keragaman
bangsa Indonesia dan potensi konflik”. Dalam
makalah ini saya akan membahas beberapa
budaya-budaya yang ada di Indonesia dan masih banyak lagi yang akan saya bahas
pada makalah ini.
Saya
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saya
senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para
pembaca. Akhirnya ,semoga makalah ini berfanfaat bagi kita semua.
Jakarta,April 2013
(Bunga Sarah Permata Sari)
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber
daya alam dan memiliki keberagaman suku,agama,ras,budaya dan bahasa daerah.
Indonesia meliliki lebih dari 300 suku bangsa. Dalam setiap suku bangsa
terdapat kebudayaan yang berbeda-beda.selain itu masing-masing suku bangsa juga
memiliki norma sosial yang mengikat masyarakat di dalamnya agar ta’at dan
melakukan segala yang tertera didalamnya. Ketika terjadi pertentangan antar
individu atau masyarakat yang berlatar belakang suku bangsa yang berbeda,mereka
akan mengelompok menurut asal-usul daerah dan suku bangsanya (primodialisme).
Itu menyebabkan pertentangan\ketidakseimbangan dalam suatu
negara(disintegrasi). Untuk menghindari diperlukan adanya konsolidasi antar
masyarakat yang mengalami perbedaan. Tetapi tidak semua bisa teratasi hanya
dengan hal tersebut. Untuk menuju integritas nasional yaitu keseimbangan antar
suku bangsa diperlukan toleransi antar masyarakat yang berbeda asal-usul
kedaerahan. Selain itu faktor sejarah lah yang mempersatukan ratusan suku
bangsa ini. Mereka merasa mempunyai nasib dan kenyataan yang sama di masa lalu.
Kita mempunyai semboyan Bhineka Tunggal Ika. Yaitu walaupun memiliki banyak
perbedaan,tetapi memiliki tujuan hidup yang sama. Selain itu,pancasila sebagai
idiologi yang menjadi poros dan tujuan bersama untuk menuju
integrasi,kedaulatan dan kemakmuran bersama.
PEMBAHASAN
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta,
yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari ‘buddhi” (budi atau akal).
Kebudayaan diartikan sebagai hal –hal yang berkaitan dengan budi dan akal.
Sedang dalam bahasa Inggris, kebudayaan dikenal dengan istilah culture yang
berasal dari bahasa Latin “colere”, yaitu mengolah , mengerjakan tanah ,
membalik tanah atau diartikan bertani.
Budaya memiliki sifat universal, artinya
terdapat sifat-sifat umum yang melekat pada setiap budaya, kapan pun dan
dimanapun budaya itu berada. Adapun sifat itu adalah
a. kebudayaan adalah milik bersama.
b. kebudayaan merupakan hasil belajar.
c. kebudayaan didasarkan pada lambang.
d. kebudayaan terintegrasi.
e. kebudayaan dapat disesuaikan.
f. kebudayaan selalu berubah.
g. kebudayaan bersifat nisbi (relatif).
Dalam kebudayaan juga terdapat pola-pola perilaku (pattern of behavior) yang merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut.Adapun subtansi atau isi utama budaya adalah:.
a. sistem pengetahuan, berisi pengetahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna sekitar tempat tinggal, zat-zat bahan mentah dan benda-benda dalam lingkungannya, tubuh manusia, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta ruang dan waktu. .
b. sistem nilai budaya, adalah sesuatu yang dianggap bernilai dalam hidup.
c. kepercayaan, inti kepercayaan itu adalah usaha untuk tetap memelihara hubungan dengan mereka yang sudah meninggal.
d. persepsi, yaitu cara pandang dari individu atau kelompok masyarakat tentang suatu permasalahan.
e. pandangan hidup, yaitu nilai-nilai yang dipilih secara selektif oleh masyarakat. Pandangan hidup dapat berasal dari norma agama (dogma), ideologi negara atau renungan atau falsafah hidup individu.
f. etos budaya, yaitu watak khas dari suatu budaya yang tampak dari luar
Budaya
lokal merupakan adat istiadat, kebudayaan yang sudah berkembang (maju) atau
sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah yang terdapat disuatu daerah
tertentu. Budaya lokal umumnya bersifat tradisional yang masih dipertahankan.
Menurut Fischer, kebudayaan – kebudayaan yang ada di suatu wilayah berkembang
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain lingkungan geografis, induk bangsa
dan kontak antarbangsa. Dari pendapat tersebut dapatlah kita kaitkan dengan
kebudayaan daerah yang ada di Indonesia yang memiliki ciri-ciri khusus
antarwilayah sehingga beraneka ragam. Van Volenholen membagi masyarakat
Indonesia ke dalam 19 lingkungan hukum adat yang oleh Koentjoroningrat disebut
culture area. Setiap suku memilih mempertahankan pola-pola hidup yang sudah lama
disesuaikan dengan penduduk sekitar mereka. Lingkungan geografis yang berbeda
ada yang di gunung maupun dataran rendah dan tepi pantai, faktor ilkim dan
adanya hubungan dengan suku luar menyebabkan perkembangan kebudayaan yang
beraneka macam.Contoh budaya lokal yang bersifat abstrak misalnya Kepercayaan
Kaharingan (Dayak), Surogalogi (Makasar), Adat Pikukuh (Badui). Budaya lokal
yang bersifat perilaku misalnya tari Tor-tor, tarian Pakarena, upacara Kasadha
(Masyarakat Tengger), upacara ruwatan dengan menggelar wayang kulit berlakon
“Murwokolo” (Masyarakat Jawa), orang Badui dalam berpakaian putih dan Badui
luar berpakaian biru, Bahasa Batak dan lain-lain . Budaya lokal yang bersifat
artefak misalnya rumah Gadang (Sumatera Barat), tiang mbis ( Suku Asmat), alat
musik gamelan (Jawa).
Wujud budaya nasional.
a. Bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Sebagai
bahasa nasional berfungsi sebagai lambang kebangga nasional, lambang identitas
nasional, alat pemersatu berbagai suku bangsa dan alat penghubung antardaerah
dan antar budaya.
b. Seni berpakaian, contohnya adalah pakaian
batik yang menjadi simbol orang Indonesia dan non – Indonesia, serta pakaian
kebaya.
c. Perilaku, misalnya gotong royong (walaupun
tiap daerah mempunyai nama yang
berbeda, sambatan, gugur
gunung,). Selain gotong royong juga ada musyawarah, misalnya , sistem aipem
pada masyarakat Asmat, atau adanya balai desa tempat musyawarah tiap desa,atau
honai, rumah laki-laki suku Dani serta subak pada masyarakat Bali. Contoh yang
lain adalah ramah tamah dan toleransi.Menurut Dr Bedjo dalam tulisannya
memaknai kembali Bhineka Tunggal Ika dituliskan konsep Bhineka Tunggal Ika
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951, juga merujuk pada sumber
asalnya yaitu Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Empu Tantular pada abad XIV.
Semboyan tersebut merupakan seloka yang menekankan pentingnya kerukunan antar
umat yang berbeda pada waktu itu yaitu Syiwa dan Budha.
Tidak hanya budaya, agama mereka pun juga
mungkin berbeda. Suatu tempat yang terdapat suku dan budaya yang beragam
tentunya sangat rawan dan dapat menyulut adanya perpecahan antarsuku. Namun
ternyata hal ini tidak terjadi karena bangsa Indonesia memegang teguh semboyan
Bhineka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika berarti berbedabeda tetapi tetap satu
juga. Kata Bhineka Tunggal Ika diambil dari kitab Sutasoma karangan Empu
Tantular, seorang pujangga dari Majapahit. Bunyi selengkapnya adalah Bhineka
Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Semboyan bangsa Indonesia ini tertulis
pada kaki lambang negara Garuda Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat
pemersatu bangsa. Untuk itu kita harus benar-benar memahami maknanya. Negara
kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa yang lain, yakni:
1. Dasar
Negara Pancasila
2.
Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan
3.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan
4.
Lambang Negara Burung Garuda
5. Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya
6.
Lagu-lagu perjuangan
Persatuan
dalam keragaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat
mewujudkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang
2. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab
3. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah
4. Pembangunan berjalan lancar
Adapun sikap yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman antara lain:
1. Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain
2. Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik
3. Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya
4. Lebih mengutamakan negara daripada kepentingan daerah atau suku masing-masing
Kita mesti bangga, memiliki suku dan budaya yang beragam. Keragaman suku dan budaya merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Bangsa asing saja banyak yang berebut belajar budaya daerah kita. Bahkan kita pun sempat kecolongan, budaya asli daerah kita diklaim atau diakui sebagai budaya asli bangsa lain. Karya-karya putra daerah pun juga banyak yang diklaim oleh bangsa lain.
Dampak
Negatif Dari Keragaman Budaya daerah anatara lain:
1.
Keragaman suku bangsa dan budaya mempersulit pemerintahan untuk
menetapkan kebijakan pembangunan.
2. Keragaman
keadaan alam menghambat usaha pembangunan saran dan prasarana.
3. Keragaman
sikap mental setiap suku bangsa menghambat partisipasi masyarakat dalam
kegiatan pembangunan.
4. Keragaman
struktur budaya dapat menjadi penghambat dalam pembentukan satu budaya.
5.Kurangnya dana Pembangunan
Cara Mengatasi akibat Keragaman Budaya di
Indonesia. Dampak mengatasi akibat Keragaman Budaya di Indonesia antara lain:
1. Terus menerus sikap mental yang
berpartisipasi terhadap pembangunan.
2. Mengembangkan Budaya daerah yang luhur dalam
rangka membentuk budaya.
3. Memeratakan pendidikan dan pengajaran keseluruhan
wilayah Indonesia.
4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia menjadi
Manusia yang Cerdas, Bertanggung Jawab.
KESIMPULAN
Untuk menuju integritas
nasional yaitu keseimbangan antar suku bangsa diperlukan toleransi antar
masyarakat yang berbeda asal-usul kedaerahan. Selain itu faktor sejarah lah
yang mempersatukan ratusan suku bangsa ini. Mereka merasa mempunyai nasib dan
kenyataan yang sama di masa lalu. Kita mempunyai semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Yaitu walaupun memiliki banyak perbedaan,tetapi memiliki tujuan hidup yang
sama. Selain itu,pancasila sebagai idiologi yang menjadi poros dan tujuan
bersama untuk menuju integrasi,kedaulatan dan kemakmuran bersama.
Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu
bangsa yang lain, yakni:
1. Dasar
Negara Pancasila
2.
Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan
3.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan
4.
Lambang Negara Burung Garuda
5. Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya
6.
Lagu-lagu perjuangan
Persatuan
dalam keragaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat
mewujudkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang
2. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab
3. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah
4. Pembangunan berjalan lancar
SARAN
Kita sebagai warga
Indonesia jangan suka membeda bedakan suku kita,agama dan yang lainnya karena
kita sebagai warga Indonesia mempuyai semboyan Bhineka Tunggal Ika. Yaitu walaupun memiliki banyak
perbedaan,tetapi memiliki tujuan hidup yang sama.maka dari itu kita jangan lah
memiliki sifat egois antara satu dengan lainnya.
Dan untuk
menjaga keharmonisan integrasi bangsa Indonesia,perlu lebih di tingkatkan
toleransi antar masyarakat yang mempunyai tingkat keanekaragaman yang sangat
tinggi. Selain itu perlu adanya control nasional untuk menjaga keseimbangan
nasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Kansil, Prof. Drs. C.S.T. Kansil.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan . Jakarta: Erlangga
Sumardinata, J., Bhineka Dalam
Konflik, Kompas, 2000.
Rochman
Achwan, Penyebab dan Solusi Konflik Primordial Kasus Kalimantan Barat,
Manajemen Konflik, KPU Provinsi Riau, 2006.
http://www.detiknews.com.
http://forum.detik.com
Kompas-
Kronologi Bentrok di Tarakan
Blog Suyitno S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar